Mesjid Su'ada, Salah Satu Cagar Budaya Yang Ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Muhammad Riduan
1
Mesjid Su'ada Desa Wasah Hilir Kecamatan Simpur, 
Kab. HSS, Prov. Kalsel.( foto by: Riduan) 
        
      Potretriduan - mesjid Su'ada merupakan salah satu mesjid tertua yang ada di Kalimantan Selatan yang terletak di Desa Wasah Hilir Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Mesjid ini didirikan pada tahun 1908 M bertepatan pada tanggal 28 Zulhijjah 1328 H.oleh Syekh Datu Abbas dan H. Muhammad Said, keduanya merupakan keturunan dari Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (Datu Kalampayan).
       Masyarakat sekitar menyebut Mesjid ini dengan sebuatan "Mesjid Baangkat", sebutan itu di dapat karena Mesjid ini didirikan sekitar 1 Meter terangkat dari tanah dengan ditopang puluhan tiang kayu ulin yang sangat kuat. Mesjid ini di akui oleh Pemerintah daerah sebagai cagar budaya yang harus dijaga. Bangunan Mesjid ini didirikan di atas sebuah tanah Wakaf dengan luas 1.047, 25 m². Fungsi Mesjid Su'ada Desa Wasah Hilir Kecamatan Simpur adalah sebagai pusat ibadah, dakwah, ceramah agama dan sebagainya. Masyarakat sekitar sangat bangga berada di lingkungan mesjid ini, bahkan mesjid ini dijadikan salah satu ciri khas daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Baca juga : Sejarah Asal Usul Nama Kota Kandangan, Ibu Kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan

      Pada saat itu H. Muhammad Said dan Syekh H. Abbas baru pulang menuntut ilmu dari luar negeri, yang mana negeri tersebut iyalah Makkatul Mukarramah. Setelah beliau mengembara mengiringi kepergian Pangeran Antasari meninggalkan Daerah Banjar dan akhirnya sampai di Daerah Kampung Simpur, Pangeran Antasari beserta pengikutnya menelusuri sungai Tatas untuk menuju Daerah Pegunungan, beliau dikabarkan sempat bermukim di Daerah Padang Batung. Selanjutnya Datu Abbas menelusuri sungai Wasah dan bermukim di Kampung Wasah pada tahun 1859. Di kampung tersebut beliau mengembangkan kalimah illahi dalam menegakkan Tauhid kemudian membangun Mesjid untuk sementara. Dengan adanya mesjid tersebut masyarakat sekitar banyak yang beridah di sana, akan tetapi Mesjid tersebut tidak dalat menampung banyak orang, maka beliau berkeinginan untuk membangun mesjid yang lebih besar, indah dan kuat untuk meningkatkan siar agama islam serta memudahkan masyarakat untuk beribadah disana. Mesjid sementara yang didirikan dibongkar dan dimulailah pengerjaan pembangunan mesjid yang baru.
       Banyak peristiwa yang terjadi seolah-olah aneh, tidak rasional tetapi nyata ketika akan dan sedang dalam pembangunan mesjid tersebut, seperti angin topan bertiup luar biasa keras dan derasnya yang menyebabkan sebatang pohon asam besar yang telah condong sekali akan menimpa rumah Al Allamah Syekh H. M. Said (pendiri mesjid Su'ada). Dilihat kejadian ini, Al Allamah mendekati pohon tersebut dan mendorongnya dengan berlawanan arah, maka dengan pertolongan Allah SWT angin topan yang dahsyat itu berbalik arah sehingga pohon asam itu tumbang dan selamatlah ulama tersebut.
        Kejadian lain yakni salah satu tiang utama mesjid kurang panjang ±10 cm, sehingga mengalami kesulitan untuk pendirian bangunan mesjid. Dengan izin Allah, keesokkan harinya tiang tersebut menjadi bertambah panjang sesuai kebutuhan. Peristiwa lainnya, yakni di tengah perjalanan antara Kalumpang dan Nagara, rombongan Al-Allamah Syekh H. M. Said kehabisan ikan untuk makan, tiba-tiba seekor ikan besar melompat ke perahu mereka dan akhirnya mereka mempunyai ikan untuk makan bersama. Kejadian lainnya yakni rombongan tersebut pada malam hari di perahu tidak bisa tidur karena kenyamukan, tiba-tiba dengan pertolongan Allah SWT, ternyata nyamuk tersebut menghilang, sehingga rombongan Al-Allamah Syekh H. M. Said dapat tidur.
       Bentuk bangunan induk Mesjid Su'ada yakni persegi empat, bertingkat tiga, mempunyai loteng menutup gawang/puncah dan petala/petaka yang megah. Semua itu mempunyai makna tertentu sebagai berikut :
  1. Tingkat pertama mengandung makna Syariat.
  2. Tingkat kedua mengandung makna Thariqat.
  3. Tingkat ketiga mengandung makna Hakikat.
  4. Loteng mengandung makna Ma'rifat.
  5. Petala/petaka yang megah berkilauan yang dihiasi oleh cabang-cabang yang sedang berbunga dan berbuah.
       Dalam bangunan Mesjid juga terdapat sebuah bangunan pengimaman yang ratap kuncup bawang dan memiliki ambang pintu yang berbentuk lengkung yang penuh dengan pahatan bermotif floralistik. Mimbar tersebut dipenuhi dengan hiasan ukiran berupa saluran-saluran, kelompok bunga, di kelompok bunga itu terdapat ukiran kaligrafi Arab yang bergaya naskhi dan angka 1337 H/1917 M.

Dikutip dari berbagai sumber

Post a Comment

1 Comments
Post a Comment